Rabu, 06 September 2023

Tradisi Ma'nene Suku Toraja Membersihkan Jenazah


TRADISI MA'NENE SUKU TORAJA


Ritual Ma'nene ini berawal dari seorang pemburu binatang bernama Pong Rumasek, yang datang ke hutan pegunungan Balla. Saat itu, Pong menemukan sebuah jasad manusia yang telah meninggal dunia dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Oleh Pong, jasad itu dibawanya dan dikenakan pakaian yang layak untuk dikuburkan di tempat aman. Semenjak dari itu, Pong berturut-turut mendapatkan berkah. Tanaman pertanian miliknya panen lebih cepat dari waktu biasanya. Saat dia berburu pun, Pong kerap kali mendapatkan perburuannya dengan mudah. Dengan adanya peristiwa tersebut, Pong beranggapan bahwa jasad orang yang telah meninggal sekalipun harus tetap harus dirawat dan dihormati, meskipun jasad tersebut sudah tidak berbentuk lagi. Pong lalu mewariskan amanahnya kepada penduduk Baruppu. Dan oleh penduduk Baruppu, amanah Pong tetap terjaga dengan terus dilaksanakannya ritual Ma' Nene tersebut.


Proses Ritual Ma'nene

Tahapan awal ritual Ma’nene yakni dimulai dengan pembersihan patane atau Liang kubur tempat jenazah serta tengkorak manusia di dalamnya.  Selanjutnya dalam beberapa hari keluarga akan berkunjung dan membawakan barang yang disukai oleh jenazah semasa  hidupnya berupa permen, rokok, buah dll. Masyarakat Toraja percaya roh mereka tetap ada didekat mereka. Di dalam patane terdapat ratusan jenazah yang telah menjadi tulang belulang dan berumur ratusan tahun. Selanjutnya mayat-mayat yang dikeluarkan satu per satu dari patane yang lama kemudian dijemur dan diletakkan di depan patane yang baru. Masyarakat saling bahu-membahu dalam mengangkat peti mayat tersebut. Sebelum dilakukan pembersihan, mayat dikeluarkan terlebih dahulu dari peti dan selanjutnya di jemur di bawah terik matahari. Ritual adat ma’nene dihadiri oleh keseluruhan keluarga dari jenazah walaupun mereka merantau di daerah yang jauh dari lembang buntu poton. Dalam momen ini suasananya terlihat sedih bahkan banyak juga sanak saudara/keturunannya yang menangis. Hal ini merupakan bentuk salah satu kegiatan upacara adat dan merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual serta sebagai perwujudan dari rasa cinta mereka kepada para leluhur, tokoh atau kerabat yang sudah meninggal dunia. Selanjutnya mayat dibersihkan dengan memakai kuas untuk menhilang kotoran/debu yang menempel pada tubuhnya. Pakaian lama yang sudah melekat bertahun-tahun dilepas dari tubuh mayat, mulai dari dasi, kemeja, celana,sepatu digantikan dengan pakaian baru, Di Patene mayat keluarga yang mulai berumur puluhan tahun sampai ratusan tahun tersimpan dengan keadaan utuh, karena sebelumnya diberi bahan pengawet seperti halnya “Mummy”. Mayat yang tubuhnya sudah tidak utuh akan dibungkus dengan kain merah karena kain menyimbolkan bagi mereka mayat tersebut merupakan dari golongan kasta tinggi yang dihormati. Mayat yang telah terbungkus kain merah akan dimasukkan kembali kedalam peti dan diangkat kedalam patene. Selanjutnya, untuk mayat yang sudah pakaiannya terganti langsung dikembalikan ke dalam liang batu. Kemudian pintu liang ditutup rapat dan digembok, liang ini akan terbuat pada saat ritual adat ma’nene selanjutnya. Di bagian lainnya juga terdapat bagian-bagian tubuh dari hewan (babi dan kerbau) yang dijadikan kurban persembahan yang biasa disebut dengan ma‟pesung. Bagian daging yang merupakan bagian yang mencakup seluruh bagian dari seluruh tubuh hewan kurban yang dimasak tersendiri kemudian penyuguhan sesajen itu nantinya didahulukan daripada penyuguhan makanan untuk manusia, sajian dari daging kurban persembahan beserta makan dinamakan pesung, tapi upacara kurban persembahannya disebut dengan ma‟pesung. Setelah semua warga sudah  berkumpul dan sudah disuguhi minuman dan kue, maka tokoh agama yaitu pemimpim ibadah ( Pendeta ) melakukan doa bersama sebelum makan bersama dan merupakan rangkaian terakhir dari acara Ma’nene tersebut.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Metatah Di Bali

 Metatah atau Potong Gigi  Upacara Potong gigi  yang dalam bahasa bali sering pula disebut  mepandes, mesangih atau metatah  merupakan ritua...